Laman

Sabtu, 17 Desember 2016

SYARAT DAN PRINSIP KEPEMIMPINAN

A.            Unsur-Unsur yang Menentukan Tingkah laku Kepemimpinan  (Ingredients of Leadership)

            Ada empat unsur yang terdapat dalam suatu skil dalam seni kepemimpinan (Koontz, et. al. 1984. hal. 506-507).  Keempat unsur tersebut adalah sebagai berikut:
1. Otoritas atau kekuatan pemimpin
            Unsur yang pertama ini menekankan pada otoritas dan kekuatan pemimpin.Kedua istilah ini diambil dari kata ”authority”dan ”power”.” power”menunjuk pada konsep yang lebih luas.Kata ”power” diartikan sebagai suatu kemampuan individu atau kelompok dalam mempengaruhi dan menggerakkan orang lain.Ada berbagai cara yang bisa ditempuh untuk mendapatkan ” power”,yaitu sebagai berikut:
a.        Keahlian seseorang
b.       Referent power
c.        Reward power
d.       Coercive power
            Sedangkan istilah ”authority” dalam organisasi menunjukkan otoritas atau kekuasaan dalam suatu kedudukan yang berhakmembuat/mengambil keputusan-keputusan organisasi.
2. Kemampuan dalam Menyatu Padukan Sumber Tenaga Manusia yang Memiliki Daya Motivasi yang Bervariasi Setiap Waktu dan Situasi
            Dalam unsur yang kedua ini,berkenaan dengan pemahaman dasar manusia.Seorang pemimpin harus mengerti mengenai teori motivasi, jenis-jenis motivasi dan harus mampu menerapkan pengetahuan tentang motivasi ini terhadap individu yang kompleks dan dalam berbagai situasi yang mempengaruhi iklim organisasi.
3. Kemampuan dalam Mengembangkan Iklim Kerja dalam Merespons dan Membangkitkan/Menimbulkan Motivasi.
            Didalam unsur ini, menjelaskan bahwa seorang pemimpin menunjukkan kemampuan dalam membangkitkan semangat bawahan untuk menggunakan kemampuan mereka dalam menyelesaikan masalah.Kalau penggunaan fungsi motivasi itu lebih berpusat pada bawahan dengan segala kebutuhannya, inspirasi justru datang dari pimpinan kelompok..
4. Kemampuan dalam Mengembangkan Gaya  Kepemimpinan.
            Pada unsur terakhir ini,unsur gaya kepemimpinan lebih menekankan pada kemampuan pemimpin dalam memilih tipe yang sesuai dengan situasi atau iklim organisasi untuk menggerakkan bawahannya secara berhasil.


B.            Syarat-Syarat menjadi Seorang Pemimpin yang Baik
            Landasan pokok dari materi ini, diambil/diangkat dari buku “Elementary School Administration and Supervision”tentang syarat-syarat kepemimpinan kepala sekolah, yakni:
1.         Kepala Sekolah (Pemimpin) seharusnya mempunyai kemampuan yang lebih tinggi daripada orang-orang yang dipimpinnya, terutama dalam melaksanakan kepemimpinan di bidang pendidikan.
2.         Untuk itu perlu mendapatkan persiapan dan pembinaan yang mantap.
            Ada dua konsep tentang kepemimpinan.kedua konsep tersebut adalah sebagai berikut:
1).     Konsep pertama berusaha membatasi istilah kepemimpinan dalam hubungannya dengan sifat-sifat kepribadian yang menonjol dari sang pemimpin.
2).   Konsep kedua berpendapat bahwa kekuasaan ada pada kelompok belaka, dan karenanya pemimpin cukup bertindak sebagai ”wasit” yang bertugas sebagai moderator, tetapi menolak untuk berusaha mempengaruhi keputusan-keputusan kelompok.
            Dibidang kekepala sekolahan, kualitas-kualitas kepemimpinan yang penting dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori pokok yang saling berhubungan.dalam buku ”Elementary School Administration and Supervision”,Elsbree menetapkannya sebagai berikut:
1. Personality
            Personality atau kepribadian diartikan sebagai totalitas karakteristik-karakteristik individual.Pengertian ini dipakai untuk menunjukkan pengaruh totalitas kepribadian itu terhadap orang lain.
2. Purposes
            Sebagai pemimpin kelompoknya, ia harus dapat memikirkan, merumuskan tujuan organisasi, (sekolah) secara teliti serta menginformasikannya kepada para anggota agar mereka dapat menyadari tujuan tersebut.
3. Knowledge
            Suatu kelompok akan menaruh kepercayaan kepada sang pemimpin, apabila mereka menyadari bahwa otoritas kepemimpinannya diperlengkapi dengan pengetahuan yang luas dan mampu memberikan keputusan-keputusan yang mantap.
4. Profesional Skill
            Seorang kepala sekolah harus memiliki keterampilan –keterampilan profesional yang efektif dalam fungsi-fungsi administrasi pendidikan.
            Selain itu, Keberhasilan kepemimpinan juga sangat tergantung pada faktor-faktor lain, yaitu :
a.            Karakteristik kelompok
b.      Tujuan-tujuan kelompok
c.         Pengetahuan yang dimiliki kelompok
d.       Moral kelompok


C.            Prinsip Kepemimpinan
Prinsip, sebagai paradigma terdiri dari beberapa ide utama berdasarkan motivasi pribadi dan sikap serta mempunyai pengaruh yang kuat untuk membangun dirinya atau organisasi. Menurut Stephen R. Covey (1997), prinsip adalah bagian dari suatu kondisi, realisasi dan konsekuensi. Mungkin prinsip menciptakan kepercayaan dan berjalan sebagai sebuah kompas/petunjuk yang tidak dapat dirubah. Prinsip merupakan suatu pusat atau sumber utama sistem pendukung kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi seperti; keselamatan, bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan. Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Covey) sebagai berikut:
1. Seorang yang belajar seumur hidup
Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.
2. Berorientasi pada pelayanan
Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.
3. Membawa energi yang positif
Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti ;
a. Percaya pada orang lain
Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.
b. Keseimbangan dalam kehidupan
Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.
c. Melihat kehidupan sebagai tantangan
Kata ‘tantangan’ sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.
d. Sinergi
Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang atasan, staf, teman sekerja.
e. Latihan mengembangkan diri sendiri
Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak hanya berorientasi pada proses. Proses daalam mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan:
 (1) pemahaman materi;
 (2) memperluas materi melalui belajar dan pengalaman;
 (3) mengajar materi kepada orang lain;
 (4) mengaplikasikan prinsip-prinsip;
(5) memonitoring hasil;
 (6) merefleksikan kepada hasil;
 (7) menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi;
(8) pemahaman baru; dan
 (9) kembali menjadi diri sendiri lagi.

Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya:
 (1) kemauan dan keinginan sepihak;
 (2) kebanggaan dan penolakan;
 (3) ambisi pribadi. Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

Hukum alam tidak dapat dihindari dalam proses pengembangan pribadi. Perkembangan intelektual seseorang seringkali lebih cepat dibanding perkembangan emosinya. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk mencapai keseimbangan diantara keduanya, sehingga akan menjadi faktor pengendali dalam kemampuan intelektual. Pelatihan emosional dimulai dari belajar mendengar. Mendengarkan berarti sabar, membuka diri, dan berkeinginan memahami orang lain. Latihan ini tidak dapat dipaksakan. Langkah melatih pendengaran adalah bertanya, memberi alasan, memberi penghargaan, mengancam dan mendorong. Dalam proses melatih tersebut, seseorang memerlukan pengontrolan diri, diikuti dengan memenuhi keinginan orang.

Mengembangkan kekuatan pribadi akan lebih menguntungkan dari pada bergantung pada kekuatan dari luar. Kekuatan dan kewenangan bertujuan untuk melegitimasi kepemimpinan dan seharusnya tidak untuk menciptakan ketakutan. Peningkatan diri dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap sangat dibutuhkan untuk menciptakan seorang pemimpin yang berpinsip karena seorang pemimpin seharusnya tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga cerdas emosional dan spiritual (IQ, EQ dan SQ).



Sumber:
http://ariffazahra-ros.blogspot.co.id/2010/10/makalah-kepemimpinan-unsur-yang.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar